Sunday, February 4, 2024

 

PROGRAM PHYTON ini merupakan rumus mencari volume limas persegi panjang. Program ini cukup run sekali dapat digunakan berulang-ulang karena terdapat rumus perulangan WHILE-IF-TRUE-FALSE. Phyton ini diajarkan dalam kurikulum merdeka pada mapel informatika kelas X, yang mana program ini dapat membantu anak-anak dalam belajar.

SEMOGA BERMANFAAT





# PROGRAM : VOLUME LIMAS PERSEGI PANJANG (PERULANGAN 1 KASUS)
ulang = True
while ( ulang == True):
# INPUT
      p = float(input( " Masukkan panjang alas = "))    # {0}
      l = float(input( " Masukkan lebar alas = "))      # {1}
      t = float(input( " Masukkan tinggi limas = "))    # {2}
      phi = 3.14

# PROSES
      V_Limas = 1/3 * (p * l) * t                       # {3}

# OUTPUT
      print(" Volume limas adalah ", V_Limas)
      print(" ")
      lagi = input(" Lagi ? (ya/tidak)")
      print(" ")
      if (lagi == "tidak"):
          ulang = False


OUTPUT PRAOGRAM :




 

PROGRAM PHYTON ini merupakan gabungan dari tiga rumus yang dijadikan satu. Ketiga rumus ini digabung dalam perintah program DEF - IF - ELIF -ELSE. Phyton ini diajarkan dalam kurikulum merdeka pada mapel informatika kelas X, yang mana program ini dapat membantu anak-anak dalam belajar.

SEMOGA BERMANFAAT


## MENGHITUNG SKALA, JARAK PADA PETA, DAN JARAK SEBENARNYA


def menu():
          print("")
          print("Pilihan Rumus")
          print("--------------------")
          print( "1. Menghitung Skala (s)")
          print( "2. jarak pada peta (jp)")
          print( "3. jarak sebenarnya (js)")
          print("--------------------")
         
def skala () :
#  INPUT
      print("Program Mencari skala peta")
      jp = float(input("Jarak pada peta = "))
      js = float(input("Jarak sebenarnya = "))
#  PROCESS    
      skala = jp / js
     
#  OUTPUT
      print("Skala yang didapat adalah", skala)
      print("Terima Kasih")

def jp () :
#  INPUT    
      print("Program Mencari Jarak Pada Peta")
      s = float(input("Skala = "))
      js = float(input("Jarak sebenarnya = "))
#  PROCESS  
      jp = s * js
#  OUTPUT
      print("Jarak pada peta yang didapat adalah ",jp)
      print("Terima Kasih")

def js () :
#  INPUT    
      print("Program Mencari Jarak Sebenarnya")  
      jp = float(input("Jarak pada peta = "))
      s = float(input("Skala = "))
#  PROCESS
      js = jp / s

#  OUTPUT
      print("Jarak sebenarnya yang didapat adalah",js)
      print("Terima Kasih")

#PROGRAM UTAMA (AGAR BISA MENJALANKAN MENU DIATAS)

print("SELAMAT DATANG DI PROGRAM UNTUK MENGHITUNG SKALA, JARAK PADA PETA, DAN JARAK SEBENARNYA")
menu()
pilih = input("Masukkan pilihan : ")

if pilih == '1':
                   skala ()
elif pilih == '2':
                   jp ()
elif pilih == '3':
                   js ()
else :
    print("Selesai bro/sis")


OUTPUT PROGRAM :--------------------------------------------



Thursday, April 28, 2022

 




3.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMIMPIN PEMBELAJARAN


Oleh : TRI SUSILO

CGP Angkatan 4 Kabupaten Wonogiri

SMA Negeri 3 Wonogiri


Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator saya yaitu Bapak Jazman dan Pengajar Praktik saya Bapak Rendro Mardiyanto, M.Pd. yang selalu membimbing, mengarahkan, memberikan support, dan mendampingi saya dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini.
Izinkan saya dalam kesempatan ini membahas tentang Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam Tugas ini terdapat 10 pertanyaan yang akan saya coba membahasnya satu per satu.
  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
 

Buah pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan adalah warisan budaya bangsa dan menjadi salah satu kekayaan keilmuan milik bangsa Indonesia. Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara pada dasarnya yang paling sesuai untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maupun pembangunan nasional yang bercirikan kepribadian bangsa Indonesia.

Untuk merealisasikan pemikirannya, KHD perlu wadah untuk mencurahkan buah pikirannya maka Ki Hajar Dewantara mendirikan taman siswa.  Prinsip dasar yang ada dalam sekolah Taman Siswa dikenal sebagai Patrap Triloka. Prinsip ini kemudian digunakan sebagai pedoman bagi para guru. Salah satu konsep dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah momong, among, dan ngemong yang kemudian dikembangkan menjadi tiga prinsip kepemimpinan di Taman Siswa: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. 

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha: Arti semboyan ing ngarsa sung tulada bisa diartikan bahwa seorang guru atau pendidik harus menjadi panutan atau memberikan contoh. 
  • Ing Madya Mangun Karsa : berarti di tengah membangun atau memberikan pengayoman, membersamai.
  • Tut Wuri Handayani : di belakang atau dari belakang memberikan semangat atau dorongan.

Pengaruh Patrap Triloka dengan Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin pembelajaran adalah sebagai jalan keluar dari Dilema etika yang terjadi antara kita sebagai guru dan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran pasti kita tidak lepas dari masalah yang dihapi siswa dan kita pasti tidak akan serta merta membiarkan masalah tersebut berlarut-larut. Di suatu sisi kita akan menghadapi beberapa dilema yang mungkin berkaitan antara kita dan siswa saat mencoba membatu memecahkan masalah. Saat itu agar mempermudah pengambilan keputusan kita bisa mengaplikasikan Ing Ngarsa Sung Tuladha yaitu dengan memberi contoh yang baik kepada siswa kita bagaimana menghadapi masalah yang mereka punya. Kemudian dengan mengaplikasikan Ing Madya Mangun Karsa kita bisa memberikan perhatian dan berusaha menjadi teman mereka, membersamai mereka agar mereka nyaman dengan kita dan mereka mampu mengeplorasi jalan keluar dari masalahnya. Terakhir kitda dapat mengaplikasikan Tut Wuri Handayani dengan cara memberikan dorongan baik moril atau imateriil terhadap masalah yang diahadapi oleh siswa kita. Dengan mengaplikasikan ketiga patrap tersebut saya rasa sangat berpengaruh dalam meringankan dilema etika yang kita alami sebagai guru terhadap masalah murit kita.


  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?


Pengambilan suatu keputusan dalam situasi dilema terkadang rumit, apalagi dalam pandangan kedua-duanya benar. Disini guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil satu keputusan yang tepat, dengan tetap berpegang pada prinsip :
  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 
Dan akan sangat penting menerapkan nilai-nilai yang ada dalam diri kita  (
Inovatif, berpihak pada murid, mandiri, Reflektif, Kolaboratif) dalam melakukan pengambilan keputusan agar keputusan yang kita ambil bisa berdampak baik bagi banyak orang, bijak, dan tepat sasaran.

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.


Beberapa hal yang dipelajari sebelumnya, juga dalam kegiatan terbimbing oleh pendamping dan fasilitator dalam kegiatan coaching sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Keterampilan coaching membekali Guru menjaadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaaan reflektif untuk memprediksi hasil dan melihat berbagai opsi untuk menentukan solusi sehingga daapaat mengambil keputusaan dengan baik. Di dalam proses pengambilaan keputusaan yang efektif dan bertanggung jawab juga diperlukan kompetensi kesadaran diri, kesadaraan sosial, dan keterampilan berhubungan sosial. Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan kesadaran penuh. Coaching sangat membantu guru untuk menemukan solusi yang cepat, namun efektif atau tidaknya pengambilan keputusan, tergantung seberapa dalam guru memahami dan menerapkan prinsip, paradigma dan langkah pengujian pengambilan keputusan.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Seorang pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan, konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan seorang guru ini sangat memerlukan keberanian dalam langkahnya, dengan keberanian yang dimiliki guru maka ia akan berkembang sehingga akan lebih mematangkan pola pikirnya sehingga akan sangat mudah bila menghadapai masalah-masalah yang ada pada siswa dengan cepat dan tepat.


  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Etika dapat diartikan sebagai aturan perilaku yang diakui berkaitan dengan kelas tertentu dari tindakan manusia, atau kelompok, maupun budaya tertentu yang ada di masyarakat. Sementara itu, moral lebih dipahami sebagai suatu prinsip atau kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku benar atau salah. Moral dan etika sama-sama menjunjung nilai-nilai kebajikan. Memang sedikit sulit jika studi kasus tersebut mengandung aspek benar lawan benar (dilema etika), butuh banyak pertimbangan, refererensi dan pengujian sehingga keputusan yang diambil tepat. Berbeda dengan studi kasus yang mengandung aspek benar lawan salah (bujukan moral). Sebagai seorang guru harus menerapkan kembali nilai-nilai yang ada, bahwa seorang guru harus melihat permasalah benar vs salah dari sudut pandang sebagai buru yang memegang teguh pada nilai-nilai kebajikan dan selanjutnya memperhatiakan keputusan yang kita ambil bijak dan bertanggungjawab.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan suatu keputusan dinilai tepat dapat dijalankan dengan beberap prosedur : 1) memahami berbagai permasalahan, 2) pemilihan model atau paradigma serta prinsip dan 3) melalui 9 langkah pengujian pengambilan keputusan yang mengedepankan nilai-nilai dan tidak merugikan pihak lain. Ketiga langkah tersebut jika dijalankan dengan baik akan membentuk pola pikir yang positif yang menganut nilai-nilai, dan dengan demikian akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga hasil dari buah pemikiran menujukan suatu hal yang disepakati dengan baik karena sesuai dengan budaya positif yang ada di lingkungan tersebut.

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan terjadi karena setiap orang punya pandangan berbeda terhadap setiap studi kasus, dan mungkin akan berbeda juga dalam hal pengambilan keputusan, berdasarkan sudut pandang masing-masing dalam melihat setiap permasalahan. Sehingga dibeberapa situasi yang melibatkan pihak lain dalam pengambilan keputusan akan ada perbedaan pandangan yang menyebabkan sedikit sulit dalam mengambil keputusan yang tepat. Disini perlu perubahan paradigma yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang tepat, yang diterima oleh semua dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Keputusan yang kita ambil akan berpengaruh baik kepada murid karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, sehingga dengan keselamatan dan kebahagiaan yang didapatkan oleh murid maka kita telah mampu memerdekakan mereka dalam belajar.  Pendidik sudah seharusnya memberikan keputusan yang bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan tenang.  Sehingga siswa senang dalam belajar dan siswa juga merasa dimerdekakan dalam mencari ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan mereka

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran setidaknya kita memperhatikan kebutuhan belajar murid kita, kita sebagai pendidik harus mampu menghadirkan pembelajaran sesuai zamannya bukan disesuaikan zaman kita. Terkadang keputusan yang dulu membuat kita merasa benar belum tentu saat ini benar bagi siswa kita, karena terkadang yang terbaik bagi siswa menurut kita, bukan hal yang mereka butuhkan. Jadi sebisa mungkin kita memberikan keputusan sesuai kodratnya saat ini dan membantu memberikan pola pikir yang bisa membantu mereka di masa depan agar mereka selamat dan bahagia.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan dari modul materi ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya, bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam membimbing murid, menerapkan sistim among dan berdasarkan Pratap Triloka yang dapat membantu murid dalam tumbuh kembangnya. Dalam kegiatan pembelajaran pasti kita tidak lepas dari masalah yang dihapi siswa dan kita pasti tidak akan serta merta membiarkan masalah tersebut berlarut-larut. Di suatu sisi kita akan menghadapi beberapa dilema yang mungkin berkaitan antara kita dan siswa saat mencoba membatu memecahkan masalah. Saat itu agar mempermudah pengambilan keputusan kita bisa mengaplikasikan Ing Ngarsa Sung Tuladha yaitu dengan memberi contoh yang baik kepada siswa kita bagaimana menghadapi masalah yang mereka punya. Kemudian dengan mengaplikasikan Ing Madya Mangun Karsa kita bisa memberikan perhatian dan berusaha menjadi teman mereka, membersamai mereka agar mereka nyaman dengan kita dan mereka mampu mengeplorasi jalan keluar dari masalahnya. Terakhir kita dapat mengaplikasikan Tut Wuri Handayani dengan cara memberikan dorongan baik moril atau imateriil terhadap masalah yang diahadapi oleh siswa kita. Semua yang saya pelajari sangat berkaitan satu sama lain dan inti dari pembelajaran ini "Keputusan yang kita ambil harus berdampak pada siswa dan memerdekakkannya"

Saturday, March 12, 2022

 

Pembelajaran Sosial & Emosional adalah sebuah proses pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Tujuan Pembelajaran Sosial & Emosional

▸ Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi

▸ Menetapkan dan mencapai tujuan positif

▸ Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain

▸ Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif

▸ Membuat keputusan yang bertanggungjawab.

Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional

Thursday, March 3, 2022

 



Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.

Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.

Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari. Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya terenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.

RPP MATEMATIKA BERDIFERENSIASI

Wednesday, February 2, 2022

 






Berikut laporan aksi nyata modul 1.4 PGP angkatan 4 :


Untuk video Sosialisasi dapat diakses pada link berikut :

Tuesday, November 16, 2021




“Pembelajaran Kontekstual Berbasis Lingkungan Sekolah pada Pokok Bahasan Statistika Data Kelompok yang Diadaptasi dari Pemikiran KHD”

Oleh:

Tri Susilo, S.Pd.

Calon Guru Penggerak Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah

Aksi Nyata Modul 1.1

1.  Latar  Belakang

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran di Indonesia sangat berharga sekali. Buah pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah warisan budaya bangsa dan menjadi salah satu kekayaan keilmuan milik bangsa Indonesia. Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara pada dasarnya yang paling sesuai untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maupun pembangunan nasional yang bercirikan kepribadian bangsa Indonesia.  

Untuk merealisasikan buah pemikirannya, maka Ki Hajar Dewantara mendirikan taman siswa yang berlokasi di Yogyakarta.  Prinsip dasar yang ada dalam sekolah Taman Siswa dikenal sebagai Patrap Triloka. Prinsip ini kemudian digunakan sebagai pedoman bagi para guru sampai saat ini. Salah satu konsep dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah momong, among, dan ngemong yang kemudian dikembangkan menjadi tiga prinsip kepemimpinan di Taman Siswa: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.

Pendidikan dan pembelajaran yang berorientasi dengan pemikiran KHD sudah diadaptasi sedikit demi sedikit di sekolah kami, secara khusus sekolah kami mulai menanamkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dan sedikit demi sedikit kami para guru berusaha mengarahkan siswa dalam konteks merdeka belajar. Harapan saya setelah mendalami dan mengaktualisasikan pemikiran KHD ini adalah ingin menjadikan kegiatan belajar yang saya lakukan lebih menyenangkan untuk siswa saya. Karena saat mereka datang ke sekolah, saya tidak tau problem apa saja yang mereka bawa dari rumah. Jadi sebisa mungkin saya ingin mereka bergembira saat belajar disekolah. Selanjutnya, saya ingin melihat peserta didik saya nyaman di sekolahan, nyaman dalam belajar, nyaman dalam bersosial dengan teman sekolah dan menganggap bahwa sekolah adalah Taman bermain untuk mereka. 

2.         2. Deskripsi Aksi Nyata

Ø Perencanaan

Kegiatan diawali dengan perencanaan terutama berupa menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan aksi nyata. Perangkat pembelajaran berupa RPP dan soal terkait problem yang akan mengangkat kejadian atau kegiatan kontekstual yang ada disekitar siswa. Siswa diminta melakukan kesepakatan bersama untuk memilih kegiatan kontekstual yang ditawarkan oleh guru. Kegiatan meliputi mendata nomor kendaraan bermotor di parkiran sekolah, mendata berat badan siswa dalam kelas, mendata tinggi badan siswa di kelas. Adapaun rencana kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :

Santuan Pendidikan    : SMA Negeri 3 Wonogiri

Siswa                           : Siswa Kelas XII Bahasa

Tempat                         : Lingkungan Sekolah

Waktu                           : Jumat, 5 november 2021

Mata Pelajaran             : Matematika Wajib

Materi                           : Statistika

Sub Materi                    : Ukuran Pemusatan Data dan Ukuran Penyebaran Data.

 

Dokumentasi : Kesepakatan Bersama sebelum melakukan kegiatan

 

 

 

Ø  Tujuan

 

·           Melalui kebebasan dalam menentukan sendiri kegiatan yang akan lakukan, peserta didik dapat lebih kreatif dan berpikir kritis dalam bertindak.

·           Melalui kebebasan dalam menentukan sendiri kegiatan belajar, guru dituntut selalu siap dalam mempelajari hal-hal baru.

·           Melalui kolaborasi dan kerjasama dalam kelompok, siswa mampu menyelesaikan kegiatan dengan tepat waktu

·           Melalui kegiatan pengumpulan data, siswa diharapkan mampu memiliki ketelitian dan keterampilan. 


Ø  Pelaksanaan

Setelah perencanan dilaksanakan selanjutnya kegiatan pelaksanaan dengan mengajak siswa ke lingkungan parker sekolah. Siswa disajikan problem/masalah yang sudah disepakati sebelumnya. Problemnya adalah melakukan pendataan dua digit terakhir dari nomor kendaraan bermotor. Siswa diberi kesempatan membagi kelompok secara heterogen untuk melakukan kegiatan pendataan.

 

Dokumentasi : Lingkungan Belajar yang Dipilih Peserta Didik          

 


Dokumentasi : Kegiatan Pendataan            





Dokumentasi : Kegiatan Pengolahan Data               


Dokumentasi: Presentasi             



 

3. Hasil Nyata

Peserta didik sangat antusias dalam pembelajaran. Peserta didik lebih senang dengan pembelajaran yang dilakukan di luar lingkungan kelas. Peserta didik tidak merasa bosan dalam pembelajaran. Pemanfaatan Lingkungan belajar yang ada disekolah membuat pembelajaran terasa bermakna dan sulit dilupakan oleh peserta didik.

4. Rencana Perbaikan untuk pelaksanaan dimasa mendatang

berdasarkan rangkaian kegiatan tersebut, penulis melakukan refleksi dan evaluasi. Penulis merencanakan perbaikan untuk pelaksanaan dimasa mendatang yaitu:

  • Melakukan inovasi pembelajaran yang lebih menarik dan dapat memunculkan kesenangan dalam belajar.
  • Memberikan kesempatan lebih banyak lagi bagi siswa untuk mengeksloprasi kegiatan lain yang menarik untuk dijadikan aktualisasi pembelajaran matematika.


Dokumentasi Video Lengkap: YOUTUBE


Friday, October 2, 2020

Monday, April 6, 2020



Selamat pagi siswaku yang berbahagia,
Semoga hari ini anda sehat dirumah.
Untuk kegiatan belajar di rumah Minggu ini pak guru upload materi perkalian dua vektor dan proyeksi vektor.

Materi tersebut dipelajari dan soal-soal di coba dikerjakan dirumah dengan cermat.
Materi tersedia pada link dibawah ini.

Materi ( Klik disini)


Kita doakan bersama, semoga wabah ini segera berlalu dan kita semua dapat beraktifitas kembali.
Smanga Jaya